Pada tulisan kali ini saya ingin membagikan pengalaman proses pemberkatan rumah baru secara Katolik. Akhir tahun kemarin (2019), atas berkat Tuhan kami bisa menempati rumah baru kami setelah melewati proses panjang pembangunan yang mundur tiga bulan dari target selesai yang seharusnya di bulan Oktober.
Sudah menjadi rencana saya dari awal, jika rumah ini selesai harus segera dilakukan ibadat pemberkatan rumah, biar damai sejahtera dan kasih Allah selalu menyertai kami sekeluarga yang menempati rumah tsb. Saya belum punya pengalaman sebelumnya soal pemberkatan rumah jadi awal-awal bingung harus bagaimana. Akhirnya mampir ke sekretariat paroki Laurentius Sukajadi dan dikasih info kalau untuk pemberkatan rumah harus melalui ke ketua lingkungan, karena Pastur/Romo yang memberkati nanti sesuai dengan wilayah tugasnya.
Akhirnya ke rumah ketua lingkungan dan sepertinya karena masih baru beliau belum terlalu paham soal berkat rumah, malah dikasih surat pengantar ke paroki lagi, jadi saya harus ke paroki untuk mengantar surat tersebut. Sampai di paroki malah sama petugas sekre nya malah terheran-heran karena bukan begini prosedurnya, harusnya ketua lingkungan yang mengurus semua itu (kontak pastur dll). Akhirnya saya diminta untuk langsung ke pasturnya saja, kebetulan pastur yang menangani wilayah saya adalah Pastur Hendra Osc (yang baru tiga bulan bertugas di Laurentius). Saya langsung bertemu pastur saat itu yang kebetulan baru selesai pimpin misa abu dan karena pasturnya buru-buru mau keluar akhirnya saya dikasih kontak Whatsapp untuk kemudian menghubungi beliau. Setelah kontak-kontakan akhirnya disepakatilah tanggal pemberkatannya.
Sesuai request dari pastur, berikut barang-barang yang harus saya siapkan saat berkat rumah nanti:
- Meja dengan kain taplak putih
- Lilin
- Salib-salib
- Buku ibadat pemberkatan rumah
Semua syarat bisa dipenuhi kecuali satu, buku ibadat. Setelah bertanya ke pastur, diarahkan untuk minta ke ketua lingkungan. Dan lagi-lagi ketua lingkungan tidak mempunyai buku tersebut dan minta untuk cari ke lingkungan lain, hadeuh. Akhirnya setelah menelusuri mbah Google, dapat juga file pdf buku ibadat pemberkatan rumah yang kemudian diprint hitam putih dijadikan booklet.
Singkat cerita, tibahlah hari H pemberkatan rumah, pastur datang 30 menit lebih awal dari waktu yang dijanjikan. Karena kami tidak mengundang orang lain selain anggota keluarga, pastur meminta untuk dimulai saja ibadatnya. Seperti biasa pastur mengenakan stolanya, menyiapkan air berkat yang dicampur garam (dibawa pastur) dan memulai ibadat sesuai dengan urutan yang terdapat dalam buku ibadat.
Sebelum ibadat berakhir, ada sesi dimana bagian-bagian rumah diberkati dengan memerciki air yang telah diberkati. Dimulai dari pintu depan/teras, ruang tamu, ruang keluarga, kamar-kamar tidur, balkon serta kamar mandi. Masing-masing ruangan punya doa khusus yang dibacakan seperti yang terdapat pada buku ibadat. Setelah ibadat dan proses pemberkatan selesai (+/- 20menit), kami meminta berkat khusus untuk garam yang sudah kami sediakan, untuk nanti bisa dipakai untuk ditabur ke rumah/kamar-kamar untuk jaga-jaga dari gangguan kuasa/roh jahat. Acara berakhir dengan makan malam bersama pastur serta ngobrol-ngobrol akrab 😉
Sebagai panduan untuk teman-teman yang ingin melakukan pemberkatan rumah, saya ringkaskan prosedur serta apa yang harus disiapkan untuk proses pemberkatan rumah.
Prosedurnya saya kira sama untuk semua paroki ya, dimulai dari menghubungi ketua lingkungan. Idealnya, ketua lingkungan yang membantu mengagendakan tanggal pemberkatan, kontak pastur paroki serta menginfokan barang-barang yang harus disiapkan untuk proses pemberkatan. Kasus saya kemarin itu saya langsung menghubungi pastur jadi tanpa keterlibatan ketua lingkungan.
Untuk barang-barang yang harus disiapkan:
- Salib-salib yang mau diberkati. Salib-salib ini nanti yang akan dipasang di atas pintu-pintu masuk ruangan dan kamar rumah. Kalau ada rosario atau gambar-gambar kudus bisa sekalian disipkan untuk diberkati.
- Meja kecil untuk ibadat
- Taplak / kain meja warna putih
- Lilin
- Buku ibadat, bisa dibawa pastur bisa juga minta kita yang siapkan. Buku ibadat pemberkatan rumah bisa didownload disini.
- Air secukupnya beserta mangkuk, bagusnya air minum karena nanti bisa disimpan untuk diminum sekali2.
- Garam untuk dicampurkan ke air berkat, kadang juga sudah dibawa pastur (garam halus)
- Garam batu, nanti minta diberkati pastur untuk disimpan dirumah. Garam ini nanti bisa ditaburkan ke pintu-pintu dan jendela jika dirasa ada yang kurang ‘enak’ di rumah (gangguan roh/kuasa jahat)
- Stipendium, sumbangan sukarela untuk pastur, nominalnya terserah dari kemampuan dan keikhlasan kita.
Oke sekian sharing dari saya…Tuhan memberkati.
GA says
Terima kasih, Mas Ende. Tulisan yang sangat informatif di kala sulitnya komunikasi dengan berbagai pihak.
lorenz says
Sama2 mb..semoga bermanfaat